Dkompanies.com
Situs Informasi Perusahaan Indonesia

25 Kisah Perusahaan Besar Yang Sukses Bangkit Kembali Setelah Didera Masalah

gambar 25 Kisah Perusahaan Besar Yang Sukses Bangkit Kembali Setelah Didera Masalah

Banyak perusahaan menghadapi masalah keuangan yang serius, namun hanya sedikit yang mampu bangkit kembali setelah mengalaminya.

Berikut ini adalah 25 contoh perusahaan dari berbagai negara yang berhasil bangkit kembali setelah mengalami masalah keuangan yang serius.

Keberhasilan Perusahaan yang Mampu Bangkit Kembali Setelah Didera Masalah Keuangan

Berikut adalah 25 contoh kasus keberhasilan perusahaan yang mampu bangkit kembali setelah mengalami masalah keuangan:

1. Apple, AS

Setelah Steve Jobs kembali ke Apple pada tahun 1997, ia melakukan restrukturisasi perusahaan, mengeluarkan produk-produk yang tidak menguntungkan, dan fokus pada inovasi.

Apple akhirnya berhasil bangkit kembali dan menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.

2. Nintendo, Jepang

Nintendo mengalami kegagalan dengan produk konsol Wii U pada tahun 2012, namun berhasil bangkit kembali dengan merilis konsol Switch pada tahun 2017 yang menjadi sangat populer di seluruh dunia.

3. Lego, Denmark

Pada tahun 2003, Lego hampir bangkrut karena mengeluarkan terlalu banyak produk dan menyebar terlalu luas.

Perusahaan kemudian mengurangi jumlah produk dan fokus pada beberapa produk inti, yang membuatnya bangkit kembali menjadi perusahaan mainan terbesar di dunia.

4. Ford, AS

Ford hampir bangkrut pada tahun 2008 karena krisis ekonomi global dan penurunan penjualan mobil.

Namun, perusahaan berhasil bangkit kembali dengan melakukan restrukturisasi, menekan biaya, dan fokus pada mobil yang lebih efisien secara energi.

5. Marvel Entertainment, AS

Pada tahun 1996, Marvel hampir bangkrut dan harus menjual hak cipta karakter-karakternya.

Namun, perusahaan bangkit kembali dengan merilis film-film superhero yang sangat populer seperti Iron Man, Avengers, dan Black Panther.

6. IBM, AS

Pada tahun 1993, IBM mengalami kerugian besar karena persaingan sengit di industri teknologi.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada layanan dan teknologi informasi, yang membuatnya berhasil bangkit kembali.

7. Burberry, Inggris

Pada tahun 2006, Burberry hampir bangkrut karena produknya menjadi terlalu terkenal dan mudah dipalsukan.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada merek mewah yang eksklusif, yang membuatnya berhasil bangkit kembali.

8. Starbucks,AS

Pada awal 2008, Starbucks mengalami penurunan penjualan yang signifikan karena terlalu banyak membuka toko baru dan melayani kopi yang tidak memenuhi standar kualitasnya.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada kopi berkualitas tinggi dan layanan pelanggan yang lebih baik, yang membuatnya berhasil bangkit kembali.

9. AirAsia, Malaysia

Pada awal 2000-an, AirAsia hampir bangkrut karena persaingan sengit di industri penerbangan.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada penerbangan berbiaya rendah, yang membuatnya menjadi maskapai penerbangan terbesar di Asia.

10. Alibaba, Tiongkok

Pada tahun 2003, Alibaba hampir bangkrut karena persaingan sengit di industri e-commerce.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada inovasi dan ekspansi ke pasar internasional, yang membuatnya berhasil bangkit kembali dan menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.

11. GoPro, AS

Pada tahun 2016, GoPro hampir bangkrut karena persaingan sengit di industri kamera aksi.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada inovasi produk dan memperluas pasar internasional, yang membuatnya berhasil bangkit kembali.

12. Netflix, AS

Pada awal 2000-an, Netflix hampir bangkrut karena persaingan sengit di industri streaming video.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada produksi konten asli yang berkualitas tinggi dan ekspansi ke pasar internasional, yang membuatnya berhasil bangkit kembali dan menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.

13. Tesco, Inggris

Pada tahun 2015, Tesco hampir bangkrut karena persaingan sengit di industri ritel.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada kualitas produk dan layanan pelanggan, yang membuatnya berhasil bangkit kembali.

14. General Motors, AS

Pada tahun 2009, General Motors hampir bangkrut karena krisis ekonomi global dan penurunan penjualan mobil.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada mobil yang lebih efisien secara energi, yang membuatnya berhasil bangkit kembali.

15. Nokia, Finlandia

Pada awal 2010-an, Nokia hampir bangkrut karena kalah saing dengan produsen smartphone lainnya.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada teknologi jaringan 5G, yang membuatnya berhasil bangkit kembali dan menjadi salah satu pemimpin pasar dalam industri teknologi.

16. JCPenney, AS

Pada tahun 2013, JCPenney hampir bangkrut karena keputusan strategis yang buruk dan persaingan sengit di industri ritel.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada pengembangan merek sendiri, program loyalitas pelanggan, dan pengembangan e-commerce, yang membuatnya berhasil bangkit kembali.

17. Kodak, AS

Pada awal 2000-an, Kodak hampir bangkrut karena gagal menyesuaikan diri dengan teknologi digital.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada teknologi pencetakan digital, yang membuatnya berhasil bangkit kembali.

18. Hyundai, Korea Selatan

Pada awal 2000-an, Hyundai hampir bangkrut karena penjualan mobil yang menurun dan keputusan buruk dalam pengembangan produk.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada desain mobil yang menarik, kualitas yang lebih baik, dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik, yang membuatnya berhasil bangkit kembali.

19. Xerox, AS

Pada tahun 2000, Xerox hampir bangkrut karena persaingan sengit di industri percetakan.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada layanan manajemen dokumen, yang membuatnya berhasil bangkit kembali.

20. BlackBerry, Kanada

Pada awal 2010-an, BlackBerry hampir bangkrut karena kalah saing dengan produsen smartphone lainnya.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada perangkat lunak dan layanan keamanan, yang membuatnya berhasil bangkit kembali dan menjadi salah satu pemimpin pasar dalam industri teknologi.

21. Sharp, Jepang

Pada awal 2010-an, Sharp hampir bangkrut karena penurunan penjualan produk elektronik.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada teknologi layar, yang membuatnya berhasil bangkit kembali.

22. Tesla, AS

Pada awal 2010-an, Tesla hampir bangkrut karena keterlambatan dalam pengiriman mobil dan masalah produksi.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada inovasi produk dan ekspansi ke pasar internasional, yang membuatnya berhasil bangkit kembali dan menjadi salah satu pemimpin pasar dalam industri mobil listrik.

23. Twitter, AS

Pada awal 2010-an, Twitter hampir bangkrut karena kesulitan dalam memonetisasi platformnya dan persaingan sengit di industri media sosial.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada iklan, konten video, dan layanan berlangganan, yang membuatnya berhasil bangkit kembali.

24. Amazon, AS

Pada awal 2000-an, Amazon hampir bangkrut karena persaingan sengit di industri e-commerce dan keuntungan yang kecil.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada pengembangan layanan berlangganan, produk inovatif seperti Kindle, dan ekspansi ke pasar internasional, yang membuatnya berhasil bangkit kembali dan menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia.

25. Volkswagen, Jerman

Pada tahun 2015, Volkswagen mengalami skandal emisi yang membuatnya kehilangan kepercayaan pelanggan dan dikenai sanksi besar.

Perusahaan kemudian melakukan restrukturisasi dan fokus pada mobil listrik, yang membuatnya berhasil bangkit kembali dan menjadi pemimpin pasar dalam industri mobil listrik di Eropa.

Dari 25 contoh kasus di atas, terlihat bahwa perusahaan yang mampu bangkit kembali setelah mengalami masalah keuangan adalah yang memiliki kemampuan untuk melakukan restrukturisasi, fokus pada produk inti, inovasi, dan ekspansi ke pasar internasional.

Dengan strategi yang tepat, perusahaan yang mengalami masalah keuangan dapat berhasil bangkit kembali dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Sumber: Forbes, CNBC, Business Insider

Disclaimer: Konten disadur dari berbagai sumber yang ditujukan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi. Kesalahan pada isi, kesalahan penulisan, kesalahan pemaknaan dan atau hal kesalahan lainnya tidak dimaksudkan untuk tujuan apapun. Karenanya kami harapkan kebijaksanaan Anda semua dalam menelaah konten di dkompanies.com. Informasi, saran, kritik dan perbaikan dapat anda lakukan melalui email kami di dkompanies[at]gmail.com

Iklan by Adsterra

Dkompanies

Dkompanies.com situs yang menyajikan informasi perusahaan-perusahaan Indonesia, berita, strategi, tips binsis, UMKM, keuangan dll.

About

Dkompanies.com hanya menampilkan berita dan informasi perusahaan yang bekerjasama dengan kami. Kami membantu para rekanan untuk mengenalkan dan memasarkan semua aktivitas bisnis dan penawarannya kepada khalayak ramai. Informasi lebih lanjut tentang dkompanies.com silahkan hubungi kami melalui email tertera.
X
X
X